Maha Suci ALLAH atas persangkaan
para hamba-Nya, tiadalah ALLAH menghadirkan sesuatu yang batil
daripadamu, melainkan ALLAH Subhana wa Ta’ala telah mengabarkan segala
sesuatu yang hendaknya diketahui oleh manusia melalui suatu ketetapan
dari sisi-Nya Yang Maha Mulia yaitu Al-Qur’an. Maka sekali-kali
janganlah engkau mengambil dalil tentang sesuatu yang diluar dari pada ketetapan
itu, barang siapa yang mengambil jalan yang lain selain daripada
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul niscaya mereka itulah orang-orang yang
merugi.
Sesungguhnya ALLAH telah mengabarkan
kepada manusia pada ummat yang terdahulu dan yang kemudian bahwa ALLAH
Subhana wa Ta’ala berada di atas arasy-Nya yang agung di atas lapisan
langit yang tertinggi. Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang berbunyi :
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan
matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.
Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu.Al-A’raaf : 002.Firman ALLAH Ta’ala yang lain :
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam. Al-A’raaf : 054.
Dan perihal Dzat ALLAH, sekali-kali
janganlah engkau mempertanyakan. Sedang yang memiliki zat itu hanyalah
makhluk-Nya, ingatlah..ketika ALLAH Ta’ala menemui Nabi Musa
Alaihissalam di atas bukit tur sina, lalu ALLAH berbicara kepada nabi
Musa. Maka ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya yang menjumpai nabi
Musa tersebut hanyalah kalam-Nya (ucapan/perkataan) ALLAH semata dan
tiadalah disertai dengan wujud maupun zat apapun dari sisi-Nya sehingga
seakan ALLAH itu serupa dengan makhluk-Nya,
sedang..sekali-kali..tidaklah demikian melainkan pengetahuan perihal
yang sedemikian itu hanya berada disisi ALLAH Ta’ala semata. Maka
janganlah engkau menjadikan sesuatu perkabaran yang ada disismu dengan
mengambil perkabaran
yang lain selain daripada atas apa-apa yang ALLAH dan Rasul-Nya
tetapkan atas kamu dan kembalilah engkau pada dalil Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah ( Al – hadist) dan janganlah sekali-kali engkau
membolak-balikkan perkabaran ALLAH dan Rasul-Nya atas kamu, karena
sesungguhnya ALLAH mengabarkan tiap – tiap sesuatu kepada para hamba-Nya
( Al – Qur’an) adalah agar menjadi suatu ketetapan bagimu dan agar kamu
tiada melebih-lebihkan maupun mengurang-ngurangkan ketetapan ALLAH itu.
Wahai hamba-hamba ALLAH, maka janganlah
sekali – kali engkau mengambil suatu perkabaran yang lain selain
daripada perkabaran yang ALLAH dan Rasul-Nya tetapkan itu. Sedang yang
sedemikian itu telah sampai perkarabarannya atas para sahabat Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Umar bin Khatab Radhiallahu Anhu berkata :
Artinya :
“Hanyasanya segala urusan itu dari sini”. Sambil Umar mengisyaratkan tangannya ke langit ” (Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103. mengatakan : Sanadnya seperti Matahari ).
Ibnu Mas’ud berkata :
Artinya :
“‘Arsy itu di atas air dan Allah ‘Azza wa Jalla di atas ‘Arsy, Ia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.
Riwayat ini telah dinyatakan shahih sebagaimana dikeluarkan oleh Imam Thabrani di kitabnya “Al-Mu’jam Kabir” No. 8987. dan Imam – imam yang lain.
Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103 berkata : sanadnya shahih,dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyetujuinya .
Tentang ‘Arsy Allah di atas air ada firman Allah ‘Azza wa Jalla.
“Dan adalah ‘Arsy-Nya itu di atas air”
Anas bin Malik menerangkan :
Artinya :
“Adalah Zainab memegahkan dirinya
atas istri-istri Nabi SAW, ia berkata : “Yang mengawinkan kamu adalah
keluarga kamu, tetapi yang mengawinkan aku adalah Allah Ta’ala dari atas
tujuh langit”.
Kemudian dalam satu lafadz Zainab binti Jahsyin mengatakan :
“Sesungguhnya Allah telah menikahkan aku
dari atas langit”. . Yakni perkawinan Nabi SAW dengan Zainab binti
Jahsyin langsung Allah Ta’ala yang menikahinya dari atas ‘Arsy-Nya.
Firman ALLAH Ta’ala di dalam surat Al-Ahzab : 37
“Kami kawinkan engkau dengannya “.
Imam Asy-Syafi’iy telah berkata :
Artinya :
“Dan sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya”
Imam Ahmad bin Hambal pernah di tanya : “Allah di atas tujuh langit diatas ‘Arsy-Nya, sedangkan kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya berada di tiap-tiap tempat.?
Jawab Imam Ahmad :
Artinya :
“Benar ! Allah di atas ‘Arsy-Nya dan tidak sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan-nya”.
Beliau menjawab :
Artinya :
“Mereka beriman dengan ru’yah , dan
dengan kalam , dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit di
atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa”.
Imam Tirmidzi telah berkata :
Artinya :
“Telah berkata ahli ilmu : “Dan Ia (ALLAH) di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah sifatkan diri-Nya”.
Artinya :
“Barangsiapa yang tidak menetapkan
sesungguhnya Allah Ta’ala di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa di atas tujuh
langit-Nya, maka ia telah kafir dengan Tuhannya…”.
Telah berkata Syaikhul Islam Imam Abdul Qadir Jailani -diantara perkataannya- :
“Tidak boleh mensifatkan-Nya bahwa Ia
berada diatas tiap-tiap tempat, bahkan mengatakan : Sesungguhnya Ia di
atas langit di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah berfirman :”Ar-Rahman di
atas ‘Arsy Ia istiwaa . Dan patutlah memuthlakkan
sifat istiwaa tanpa ta’wil sesungguhnya Ia istiwaa dengan Dzat-Nya di
atas ‘Arsy. Dan keadaan-Nya di atas ‘Arsy telah tersebut pada tiap-tiap
kitab yang Ia turunkan kepada tiap-tiap Nabi yang Ia utus tanpa
mepertanyakan :”Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas ‘Arsy-Nya ?”.
Dan ingatlah ketika Rasulullah menjumpai seorang budak wanita yang beriman kepada ALLAH dan kepada beliau, lalu beliau menguji kebenaran
keimanan wanita itu dengan berkata : “Dimanakah ALLAH?”, wanita itu
menjawab : Dilangit..(Arsy di atas tujuh lapis langit), kemudian
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membebaskan budak wanita itu.
Maka wajiblah hendaknya tiap-tiap mukminin
lagi mukminah yang beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya untuk mengimani
bahwa sesungguhnya ALLAH Ta’ala berada di atas Arsy-Nya di atas tujuh
lapis langit, jikalaulah terdapat orang-orang di antara kamu yang
berkata bahwa ALLAH ada dimana-mana, ALLAH ada di tiap-tiap tempat
sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir yang mengingkari penafisran kaum Jahmiyyah pada ayat ALLAH Ta’ala yang berbunyi :
Artinya :
“Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi,
Dia mengetahui rahasia kamu dan yang kamu nyatakan, dan Dia mengetahui
apa-apa yang kamu kerjakan “.
Sesungguhnya kaum jahmiyah menafsirkan
ayat ini dengan berkata “bahwa ALLAH Ta’ala berada di tiap-tiap
tempat”, Maha Suci ALLAH atas persangkaan manusia sedang kebenaran itu
tiadalah atas mereka melainkan hanya mengira-ngira saja. Sedang arti
daripada ayat tersebut adalah mengandung pengertian bahwa :
Dia-lah ALLAH, Tuhan bagi langit dan bumi
beserta sekalian atas apa-apa yang berada di antara keduannya, Dialah
yang disembah dan ditauhidkan dan ditetapkan bagi-Nya Ilaahiyyah oleh
mahluk yang di langit dan mahluk yang di bumi, kecuali bagi mereka yang
kafir baik dari golongan Jin dan manusia.
Sedang yang sesungguhnya ada dimana-mana
itu maupun yang berada di tiap-tiap tempat itu adalah Ilmu-Nya,
Kekuasaan-Nya, Kemuliaan-Nya, Pengetahuan-Nya, Kesucian-Nya dan yang
lain sebagainya jika engkau mengetahui.
Demikianlah suatu perkabaran bagimu, maka
sampaikanlah perkabaran ini kepada orang – orang yang bersamamu, orang –
orang mukminin lagi mukminah
agar kiranya tiada jua di antara mereka yang apabila di tanyakan:
Dimanakah ALLAH? Niscaya tiadalah mereka berkata “tidak tahu”, seolah ia
adalah orang mukmin yang tiada mengetahui dimana Tuhannya sedang mereka
memelihara kejahilan (tiada berilmu) dan kebodohan didalam hati mereka. Wallahu A’lam Bish Showab..
Ya ALLAH..hadapkanlah wajah kami dengan sebenar – benar menghadap pada-Mu, langkahkanlah jiwa dan raga
kami, serta hati dan akal kami pada jalan-Mu yang lurus, sesungguhnya
Engkau membenci kesesatan kami. Maka..Ya ALLAH..janganlah Engkau
hampirkan kesesatan yang akan memberatkan timbangan dosa kami pada hari
berbangkit kelak..sedang seburuk-buruk mukmin adalah mukmin yang sesat. Allohumma Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar