Salju

Jumat, 04 Januari 2013

Barang Siapa Yang Berkata Bahwa ALLAH Ta’ala Ada Dimana-Mana, Atau Berada Di Tiap – Tiap Tempat Seperti Pernyataan Kaum Jahmiyah Dan Yang Berkata Tidak Mengetahui Keberadaan ALLAH, Maka Ia Telah Sesat


Maha Suci ALLAH atas persangkaan para hamba-Nya, tiadalah ALLAH menghadirkan sesuatu yang batil daripadamu, melainkan ALLAH Subhana wa Ta’ala telah mengabarkan segala sesuatu yang hendaknya diketahui oleh manusia melalui suatu ketetapan dari sisi-Nya Yang Maha Mulia yaitu Al-Qur’an. Maka sekali-kali janganlah engkau mengambil dalil tentang sesuatu yang diluar dari pada ketetapan itu, barang siapa yang mengambil jalan yang lain selain daripada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul niscaya mereka itulah orang-orang yang merugi.
Sesungguhnya ALLAH telah mengabarkan kepada manusia pada ummat yang terdahulu dan yang kemudian bahwa ALLAH Subhana wa Ta’ala berada di atas arasy-Nya yang agung di atas lapisan langit yang tertinggi. Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang berbunyi : 
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.Al-A’raaf : 002.Firman ALLAH Ta’ala yang lain :
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Al-A’raaf :  054.
Dan perihal Dzat ALLAH, sekali-kali janganlah engkau mempertanyakan. Sedang yang memiliki zat itu hanyalah makhluk-Nya, ingatlah..ketika ALLAH Ta’ala menemui Nabi Musa Alaihissalam di atas bukit tur sina, lalu ALLAH berbicara kepada nabi Musa. Maka ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya yang menjumpai nabi Musa tersebut  hanyalah kalam-Nya (ucapan/perkataan) ALLAH semata dan tiadalah disertai dengan wujud maupun zat apapun dari sisi-Nya sehingga seakan ALLAH itu serupa dengan makhluk-Nya, sedang..sekali-kali..tidaklah demikian melainkan pengetahuan perihal yang sedemikian itu hanya berada disisi ALLAH Ta’ala semata. Maka janganlah engkau menjadikan sesuatu perkabaran yang ada disismu dengan mengambil perkabaran yang lain selain daripada atas apa-apa yang ALLAH dan Rasul-Nya tetapkan atas kamu dan kembalilah engkau pada dalil Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ( Al – hadist) dan janganlah sekali-kali engkau membolak-balikkan perkabaran ALLAH dan Rasul-Nya atas kamu, karena sesungguhnya ALLAH mengabarkan tiap – tiap sesuatu kepada para hamba-Nya ( Al – Qur’an) adalah agar menjadi suatu ketetapan bagimu dan agar kamu tiada melebih-lebihkan maupun mengurang-ngurangkan ketetapan ALLAH itu.
Wahai hamba-hamba ALLAH, maka janganlah sekali – kali engkau mengambil suatu perkabaran yang lain selain daripada perkabaran yang ALLAH dan Rasul-Nya tetapkan itu. Sedang yang sedemikian itu telah sampai perkarabarannya atas para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Umar bin Khatab Radhiallahu Anhu berkata :
Artinya :
“Hanyasanya segala urusan itu dari sini”. Sambil Umar mengisyaratkan tangannya ke langit ” (Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103. mengatakan : Sanadnya seperti Matahari ).
Ibnu Mas’ud berkata :
Artinya :
“‘Arsy itu di atas air dan Allah ‘Azza wa Jalla di atas ‘Arsy, Ia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.
Riwayat ini telah dinyatakan shahih sebagaimana dikeluarkan oleh Imam Thabrani di kitabnya “Al-Mu’jam Kabir” No. 8987. dan Imam – imam yang lain.
Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103 berkata : sanadnya shahih,dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyetujuinya .
Tentang ‘Arsy Allah di atas air ada firman Allah ‘Azza wa Jalla.
“Dan adalah ‘Arsy-Nya itu di atas air”
Anas bin Malik menerangkan :
Artinya :
“Adalah Zainab memegahkan dirinya atas istri-istri Nabi SAW, ia berkata : “Yang mengawinkan kamu adalah keluarga kamu, tetapi yang mengawinkan aku adalah Allah Ta’ala dari atas tujuh langit”.
Kemudian dalam satu lafadz Zainab binti Jahsyin mengatakan :
“Sesungguhnya Allah telah menikahkan aku dari atas langit”. . Yakni perkawinan Nabi SAW dengan Zainab binti Jahsyin langsung Allah Ta’ala yang menikahinya dari atas ‘Arsy-Nya.
Firman ALLAH Ta’ala di dalam surat Al-Ahzab : 37
“Kami kawinkan engkau dengannya “.
Imam Asy-Syafi’iy telah berkata :
Artinya :
“Dan sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya”
Imam Ahmad bin Hambal pernah di tanya : “Allah di atas tujuh langit diatas ‘Arsy-Nya, sedangkan kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya berada di tiap-tiap tempat.?
Jawab Imam Ahmad :
Artinya :
“Benar ! Allah di atas ‘Arsy-Nya dan tidak sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan-nya”.
Imam Ali bin Madini pernah ditanya : “Apa perkataan Ahlul Jannah ?”.
Beliau menjawab :
Artinya :
“Mereka beriman dengan ru’yah , dan dengan kalam , dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa”.
Imam Tirmidzi telah berkata :
Artinya :
“Telah berkata ahli ilmu : “Dan Ia (ALLAH) di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah sifatkan diri-Nya”.
Telah berkata Imam Ibnu Khuzaimah -Imamnya para imam- :
Artinya :
“Barangsiapa yang tidak menetapkan sesungguhnya Allah Ta’ala di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa di atas tujuh langit-Nya, maka ia telah kafir dengan Tuhannya…”.
Telah berkata Syaikhul Islam Imam Abdul Qadir Jailani -diantara perkataannya- :
“Tidak boleh mensifatkan-Nya bahwa Ia berada diatas tiap-tiap tempat, bahkan mengatakan : Sesungguhnya Ia di atas langit di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah berfirman :”Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa . Dan patutlah memuthlakkan sifat istiwaa tanpa ta’wil sesungguhnya Ia istiwaa dengan Dzat-Nya di atas ‘Arsy. Dan keadaan-Nya di atas ‘Arsy telah tersebut pada tiap-tiap kitab yang Ia turunkan kepada tiap-tiap Nabi yang Ia utus tanpa mepertanyakan :”Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas ‘Arsy-Nya ?”.
Dan ingatlah ketika Rasulullah menjumpai seorang budak wanita yang beriman kepada ALLAH dan kepada beliau, lalu beliau menguji kebenaran keimanan wanita itu dengan berkata : “Dimanakah ALLAH?”, wanita itu menjawab : Dilangit..(Arsy di atas tujuh lapis langit), kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membebaskan budak wanita itu.
Maka wajiblah hendaknya tiap-tiap mukminin lagi mukminah yang beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya untuk mengimani bahwa sesungguhnya ALLAH Ta’ala berada di atas Arsy-Nya di atas tujuh lapis langit, jikalaulah terdapat orang-orang di antara kamu yang berkata bahwa ALLAH ada dimana-mana, ALLAH ada di tiap-tiap tempat sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir yang mengingkari penafisran kaum Jahmiyyah pada ayat ALLAH Ta’ala yang berbunyi :
Artinya :
“Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi, Dia mengetahui rahasia kamu dan yang kamu nyatakan, dan Dia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan “.
Sesungguhnya kaum jahmiyah menafsirkan ayat ini dengan berkata “bahwa ALLAH Ta’ala berada di tiap-tiap tempat”, Maha Suci ALLAH atas persangkaan manusia sedang kebenaran itu tiadalah atas mereka melainkan hanya mengira-ngira saja. Sedang arti daripada ayat tersebut adalah mengandung pengertian bahwa :
Dia-lah ALLAH, Tuhan bagi langit dan bumi beserta sekalian atas apa-apa yang berada di antara keduannya, Dialah yang disembah dan ditauhidkan dan ditetapkan bagi-Nya Ilaahiyyah oleh mahluk yang di langit dan mahluk yang di bumi, kecuali bagi mereka yang kafir baik dari golongan Jin dan manusia.
Sedang yang sesungguhnya ada dimana-mana itu maupun yang berada di tiap-tiap tempat itu adalah Ilmu-Nya, Kekuasaan-Nya, Kemuliaan-Nya, Pengetahuan-Nya, Kesucian-Nya dan yang lain sebagainya jika engkau mengetahui.
Demikianlah suatu perkabaran bagimu, maka sampaikanlah perkabaran ini kepada orang – orang yang bersamamu, orang – orang mukminin lagi mukminah agar kiranya tiada jua di antara mereka yang apabila di tanyakan: Dimanakah ALLAH? Niscaya tiadalah mereka berkata “tidak tahu”, seolah ia adalah orang mukmin yang tiada mengetahui dimana Tuhannya sedang mereka memelihara kejahilan (tiada berilmu) dan kebodohan didalam hati mereka. Wallahu A’lam Bish Showab..
Ya ALLAH..hadapkanlah wajah kami dengan sebenar – benar menghadap pada-Mu, langkahkanlah jiwa dan raga kami, serta hati dan akal kami pada jalan-Mu yang lurus, sesungguhnya Engkau membenci kesesatan kami. Maka..Ya ALLAH..janganlah Engkau hampirkan kesesatan yang akan memberatkan timbangan dosa kami pada hari berbangkit kelak..sedang seburuk-buruk mukmin adalah mukmin yang sesat. Allohumma Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar