Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..
Bissmillahirrohmanirrohim..
” ….ketahuilah.. sesunguhnya didalam jasad itu
terdapat segumpal daging, yang apabila segumpal daging itu baik dia maka
baiklah seluruh jasadnya, dan apabila segumpal darah itu rusak maka
rusaklah seluruh jasadnya, ketauhilah bahwa segumpal daging itu adalah
hati “.
(hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Abdillah An-nu’man bin Basyir)
Inilah suatu perkara yang bunyinya tiada
bergeming dengan lidah melainkan atas apa-apa yang ada didalam hati
manusia, penyakit hati merambat dari lingkungan sekitar hingga merasuk
kedalam hati, akan bagaiamana sebuah hati menerjemahkan arti hidup
ini. Jika hati itu baik, maka baiklah seluruh gerangan diri si pemilik
hati itu, sedang jika ia buruk maka buruklah segala gerangan dirinya.
Niscaya sekalian perkara yang buruk yang ada dalam hatinya itu akan
melahirkan virus-virus maksiat
yang menyebabkan hati itu lusuh dan menimbulkan penyakit sedang ia akan
senantiasa bersuka ria dengan dosa oleh karena penyakit didalam
hatinya.
Adapun perkara ini bermula disebabkan
lemahnya keimanan dan ketaqwaannya pada ajaran ALLAH, sedang ia
senantiasa terpedaya dengan kesenangan duniawi yang sifatnya hanya
sementara. Tenggelamlah ia kedasar laut yang dalam, merapuhkan kemuliaan,
kesucian, beserta sekalian perkara kebaikan yang pernah bersemayam
didalam hatinya, sehingga merugilah ia dengan sebenar-benar kerugian
sedang ia tiada sadar.
Firman ALLAH Ta’ala :
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta. Al-Baqarah : 10
Sesungguhnya penyakit hati itu adalah sifat – sifat yang buruk
yang ada didalam hatinya, dan sekalian keburukan itu adalah kendali
dirinya sehingga ia terombang ambing di derunya gelombang pasang
samudera kehidupan dunia yang fana ini.
Dan berikut adalah penyakit hati manusia :
1. Iri
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ
بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ
وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن
فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً ﴿٣٢
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa
yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada
Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. An-Nisaa:32
2. Dengki
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ
عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ
وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٠٩
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-Baqarah:109.
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ
اللّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُواْ
فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِن بَعْدِ مَا
جَاءتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللّهُ الَّذِينَ
آمَنُواْ لِمَا اخْتَلَفُواْ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللّهُ
يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٢١٣
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira
dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab
dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,
karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Al-Baqarah: 213
3. Penghasut
adalah ia merupakan sifat yang hendak memecah belah persaudaraan lagi agar timbul bagi kedua belah pihak permusuhan dan kebencian dengan mempengaruhi sekalian keadaan di antara diri yang satu dengan yang lain.
4. Fitnah
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
5. Khianat
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
6. Mengeluh
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً
7. Pendusta
فَمَنِ افْتَرَىَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ مِن بَعْدِ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. Ali – Imraan : 094.
8. Cinta Dunia
seorang manusia yang mencintai dunia,
niscaya ia akan melupakan akhirat sedang hatinya berharap-harap jauh
dari kematian lagi takut tibanya masa dimana malaikat merenggut nyawanya.
Firman ALLAH Ta’ala :
أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. Al-Baqarah : 86.
9. Ego
Inilah penyakit hati yang kerap menggerogoti hati manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri dari sekalian perkara manusia yang lain dalam urusan duniawinya.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya: “Bersabda Rasulullah SAW: “ Tiga
macam orang bukan saja tidak akan mendapat layanan dan ampunan pada hari
kiamat kelak, bahkan akan mendapat siksa yang pedih, yaitu seorang yang
mempunyai kelebihan air di tengah padang pasir, sedangkan ia tidak mau
memberikannya kepada orang yang kehausan, seorang yang menjajakan barang dagangannya
sesudah lewat waktu Asar sambil bersumpah dusta bahawa pokoknya
sekian-sekian dan dipercayai oleh si pembeli dan seorang lagi yang
membai’at pemimpin hanya untuk maksud manfaat keduniaan; apabila kelak
maksudnya tercapai, ia patuh dan jika tidak, ia mungkir (berpaling
tadah).”
(Muslim)
10. Cuek
Tiadalah ia beroleh arti atas tiap-tiap sesuatu yang ia lihat, dengar atau rasakan dan tidak pulalah ia beroleh hikmah lagi ibrah atas sekalian masa yang ia lalui.
11. Lalai
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً
وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ
وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Al-A’raaf : 205
12. Was-was (tergesa-gesa)
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Al-A’raaf : 201.
13. Khilaf
وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al – Ahzaab : 005.
14. Jahil (Tidak berilmu)
وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا
عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ
عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang
tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata:
“Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”. Al-Qashas :
055.
15. Berburuk Sangka
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Al – Hujuraat : 12.
16. Bakhil (Pelit)
وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Al-Lail : 008.
17. Berputus Asa
قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat“. Al-Hijr : 056.
18. Pemarah
وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً
فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا
إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
“Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.
Al-Anbiyaa’ : 087.
19. Dendam
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam
yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Al – Hijr : 47.
20. Dan Lain Sebagainya
Dan Inilah perkara penyakit yang terlebih tinggi derajat keburukannya bagi manusia yaitu sifat SOMBONG,
Sombong adalah sifat makhluk ALLAH yang pertama kali ALLAH jadikan
yaitu Iblis yang menyebabkan ia dikeluarkan dari syurga serta dilaknati
ALLAH karena kesombongannya hingga hari kiamat.
Dan inilah perkara sifat maupun penyakit hati yang kemudharatannya jauh
melebihi kemaslahatannya untuk merajut sifat sombong tersebut, seumpama
sebatang pohon, yang mana sombong adalah pohonnya sedang akar-akarnya
adalah sebagai berikut :
1. ‘Ujub (Membanggakan Diri)
Ujub adalah suatu perkara sifat yang
membinasakan karena merasa diri memiliki kelebihan yang menjadikan ia
bangga terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya.” [Silsilah Shahihah, no. 1802]
2. Merendahkan Orang Lain.
adalah ia merupakan sifat yang teramat
buruk karena tiadalah baginya menghargai apa-apa yang didapati maupun
dimiliki orang lain, sekalian manusia disekitarnya adalah rendah karena
ketinggian hatinya.
3. Taraffu (Suka Menonjolkan Diri)
inilah suatu penyakit hati yang senantiasa baginya berupaya agar dikenal banyak orang
dengan segala daya dan upayanya yang buta, sedang hatinya busuk dan
tiada pula baginya kebaikan atas segala apa-apa yang ia kerjakan.
4. Terlena Dengan Hawa Nafsu
Tiadalah ia pernah merasa puas dalam mengejar dunianya, dan ia
senantiasa berharap lagi berupaya agar beroleh lebih dan lebih atas
sekalian barang kehendaknya di muka bumi.
ALLAH Tabaraka wa Ta’ala Berfirman :
وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Shaad : 26
5. Riya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ
تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ
رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ
كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ
صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ
يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya
ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir. Al-Baqarah : 264.
6. Dan lain sebagainya
Cara Mengobati Penyakit Hati
Jika ada penyakit maka tentulah ada obatnya, sedang obat penyembuh
dari sekalian penyakit ini tiadalah kamu hendak bersusah payah
karenanya. Melainkan telah disampaikan oleh akhi OPICK dalam syairnya :
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Maka wahai hamba-hamba yang dirahmati
ALLAH, maukah engkau menjadi salah seorang Ahli Syurga ALLAH..? Niscaya
hendaklah kamu mensyucikan hatimu dari sekalian penyakit itu dan
obatilah dengan semakin mendekatkan diri kepada ALLAH Subhana wa Ta’ala
dan peliharah sifat – sifat yang mulia lagi terpuji yaitu sifat – sifat laki-laki yang shaleh lagi shalehah, niscaya yang sedemikian itu telah menghampirkan dirimu ke syurga. Insha ALLAH Ta’ala
Artikel ini merupakan kajian penulis
(admin blog), untuk itu mohon maaf atas segala kesalahan maupun
kekurangan yang terdapat didalamnya.
Jika terdapat perkataan yang tiada
berkenan bagimu dalam artikel ini, niscaya kepada ALLAH aku memohon
ampun sedang kepada kamu sekalian aku memohon maaf.
Jazzakumullahu khairan katsiron…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar